Pertama adalah Muhammad Zainal Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB).Tokoh
dari NTB ini mencuat menjadi topok yang banyak diperbincangkan di lini
masa dan menggemparkan sebagian umat karena secara terang-terangan dan
jelas mendukung Jokowi. Padahal dia sempat menjadi salah satu calon
presiden yang diajukan oleh Persaudaraan Alumni 212.
Langkah
TGB ini juga menggemparkan Partai Demokrat. Partai besutan mantan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini kemungkinan tidak mau bertindak
gegabah memecatnya karena tidak ada lagi tokoh besar di sana.
Memang ada Agus Yudhoyono (AHY). Namun, popularitasnya sebagai politisi masih sering dipandang dengan sebelah mata karena banyak pihak yang menganggapnya belum teruji dan terkesan dipaksakan untuk terjun di panggung politik.
AHY harus berjuang keras dengan TGB yang sudah teruji memiliki elektabilitas, berpengalaman dan populer yang merupakan buah dari jabatan sebagai Gubernur NTB selama 10 tahun. Sementara AHY dipandang sebagai preseden buruk dalam pengkaderan partai secara umum. Tanpa pengalaman berorganisasi (sipil), tidak melalui pengkaderan organik melalui perintisan karir partai dari ranting, kabupaten/kota, provinsi atau tingkat pusat.
Memang ada Agus Yudhoyono (AHY). Namun, popularitasnya sebagai politisi masih sering dipandang dengan sebelah mata karena banyak pihak yang menganggapnya belum teruji dan terkesan dipaksakan untuk terjun di panggung politik.
AHY harus berjuang keras dengan TGB yang sudah teruji memiliki elektabilitas, berpengalaman dan populer yang merupakan buah dari jabatan sebagai Gubernur NTB selama 10 tahun. Sementara AHY dipandang sebagai preseden buruk dalam pengkaderan partai secara umum. Tanpa pengalaman berorganisasi (sipil), tidak melalui pengkaderan organik melalui perintisan karir partai dari ranting, kabupaten/kota, provinsi atau tingkat pusat.
Momentum
pernyataan dukungan TGB pada Jokowi menguntungkannya. Sikap partai
Demokrat yang sering kali abu-abu, dan bisa jadi terulang lagi di
pilpres 2019, bisa menjadi jelas jika Jokowi memilih TGB sebagai
wakilnya.
Demokrat terhimpit, karena sulit atau bahkan tidak mungkin melepas kader yang satu ini. Dicaci oleh pihak yang tersakiti dan puja-puji atas pernyataan TGB mendukung dua periode Jokowi hal wajar dalam politik, namun suka tidak suka, mau tidak mau, tidak ada yang bisa menyangkal jika TGB adalah berlian dari timur Indonesia.
Keberadaan nama TGB di bursa cawapres Jokowi pun dibenarkan oleh Ahmad Basarah, juga pernyataan setengah teka-teki Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristyanto mewakili Megawati Soekarnoputri soal pengumuman cawapres yang akan diumumkan di hari yang cerah, "secerah matahari yang terbit dari timur." Silakan menganalisa pernyataan itu. Restu Megawati dianggap telah menyertai.
Namun, restu Megawati, ternyata tidak hanya dimiliki TGB. Megawati pun membuka restu sama besar bagi satu tokoh lain yang bisa diterima semua partai koalisi tanpa banyak kompromi....
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah mampir.
Silakan meninggalkan komentar dan SHARE ke media sosial Anda.