Ketua Badan Relawan Jakarta (BRJ) Eqi
Edysa mengungkapkan kekecewaannya terhadap sejumlah kebijakan dan
kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
“Rumah susun mematikan perekonomian Kampung Pulo. Jadi Ahok
Gubernurnya siapa? Bukan rumah warga Jakarta saja yang digusur, tapi
tempat cari ekonominya juga digusur,” ujar Eqi dalam Aksi Mimbar Rakyat
Jakarta Tanpa Ahok di depan Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa 17 November
2015.
Ia menambahkan kritiknya terhadap Ahok bukan karena etnis atau
agamanya. Tapi lebih pada perilaku dan ucapannya. Misalnya dalam
kepemimpinan Ahok, yang terlihat menurutnya bukan kewibawaan, kesopanan,
dan etika kepemimpinan tapi malah sikap arogansi.
Lalu ia juga menilai dengan kepemimpinan Ahok muncul rasa pesimistis
terhadap penyelesaian masalah yang terjadi di DKI Jakarta. Ia
mencontohkan sikap Ahok saat menertibkan rumah rakyat untuk pembangunan
tanpa ganti rugi di Kampung Pulo dan Rawajati. Penertiban rumah
dilakukan dengan mengerahkan Satpol PP, polisi, bahkan tentara.
Permasalahan lain yang dihadapi warga Jakarta yaitu soal penerbitan
reklamasi Teluk Jakarta oleh Ahok untuk PT Muara Wisesa Samudra.
Reklamasi ini menurutnya berdampak pada kerusakan lingkungan dan
ekosistem di Teluk Jakarta. Tak hanya itu, program itu juga
mengakibatkan hilangnya budaya dan mata pencaharian rakyat Jakarta
sebagai nelayan.
“Maka melalui mimbar rakyat ini kami menyatakan bahwa Basuki Purnama
telah melanggar amanat konstitusi, melanggar HAM, membuat resah warga
Jakarta, memiskin rakyat Jakarta dan lebih memihak pada pengusaha dalam
menjalankan pembangunan. Sudah saatnya Jakarta tanpa Basuki,” ujar Eqi.
sumber: viva.co.id
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah mampir.
Silakan meninggalkan komentar dan SHARE ke media sosial Anda.