
Peta Khazaria zaman dulu fotofreewebs.com
Selain surat menyurat antara Hasdai Ibnu
Shaprut dan Raja Joseph Ben Aaron, Koestler juga membahas tentang
karakteristik bangsa Khazar yang merupakan campuran bangsa Eropa dan
Asia. Sebagian besar berkulit putih, tinggi, rambut pirang atau merah,
mata kecil (sipit) dan berwarna biru. Kata Khazar sendiri berasal dari
bahasa Turki yang artinya pengembara atau nomad. Bangsa Khazar termasuk
bangsa yang kuat, tangguh, suka berperang dan ditakuti oleh
bangsa-bangsa lain disekitarnya.
Tak lama setelah nabi Muhammad meninggal
terjadi perang antara bangsa Arab dan bangsa Khazar yaitu pada tahun
642 dan tahun 652. Tapi kedua perang itu dimenangkan oleh bangsa Khazar
bahkan pada peperangan yang kedua bangsa Arab menderita kekalahan yang
telak konon 4000 prajuritnya tewas termasuk pemimpinya, Abdal Rahman
Ibnu Rabiah.
Pada tahun 722-737 dimasa pemerintahan
Khalifah Marwan II terjadi lagi peperangan antara bangsa Arab dan bangsa
Khazar yang dipimpin oleh Jendral Maslamah Ibnu Abdul Malik. Perang
kali ini dimenangkan oleh bangsa Arab dan Khalifah Marwan saat itu
menawarkan raja Khazar untuk masuk Islam. Tapi karena posisi kerajaannya
diapit oleh dua kekuatan besar Islam dan Kristen, raja Khazar saat itu
tidak bisa memilih salah satu dari kedua agama itu. Kebetulan di
Khazaria saat itu ada komunitas kecil bangsa Yahudi. Setelah diskusi
dengan ketiga pemuka agama tersebut, tahun 740 raja Khazar memutuskan
untuk memilih agama Yahudi.
Ada kemungkinan raja Khazar memilih
agama Yahudi untuk menjaga netralitas dan taktik politik karena
posisinya yang terjepit diantara dua kekuatan besar Kristen dan Islam.
Pada tahun 740 diperkirakan jumlah penduduk Khazar saat itu 1,4 juta dan
bangsa Yahudi sekitar 50.000 orang. Inilah salah satu jawaban kenapa
tiba-tiba bangsa Yahudi yang jumlahnya sangat sedikit, tiba-tiba
jumlahnya mencapai jutaan saat perang dunia kedua karena mereka sudah
bercampur dengan bangsa Khazar.

Ilustrasi bangsa Viking dengan 2 tanduk dikepala dan senjata khasnya, kapak foto wallpaperup.com
Koestler juga menceritakan beberapa
orang yang pernah mengembara hingga ke Khazaria misalnya utusan kaisar
Romawi Priscus, Al Masudi, Rabbi Petachia, Ahmad Ibn Fadlan, dll. Tapi
yang paling menarik adalah kisah perjalanan Ahmad Ibnu Fadlan (Juni
921-Mei 922) yang mendapat porsi lebih banyak dibukunya dibanding yang
lain. Pada saat itu bangsa Bulgar mengirim surat pada Khalifah untuk
meminta diajarkan Islam dan membangun dinding penghalang antara bangsa
Khazar dan bangsa Bulgar karena bangsa Khazar sering membuat onar dan
menganggu bangsa Bulgar. Lalu Khalifah mengutus Ahmad Ibnu Fadlan untuk
mengajarkan Islam dan melindungi Bangsa Bulgar dari serangan bangsa
Khazar.
Catatan perjalanan Ahmad Ibnu Fadlan ini
menarik untuk disimak karena mirip kisah Zulqarnayn dan Ya’juj Ma’juj.
Ahmad Ibnu Fadlan menceritakan bahwa dia pernah bertemu dengan suku
bangsa yang bahasanya sulit dimengerti bagaikan katak sedang bicara.
Bertemu bangsa Viking yang memakai hiasan dua tanduk dikepalanya dan
menyaksikan penguburan raja Viking lengkap dengan kapalnya.
Ibnu Fadlan juga mengisahkan bagaimana
dia mengajarkan Islam pada bangsa Bulgar dan bangsa-bangsa disekitarnya.
Ada kisah lucu ketika salah satu bangsa bertanya padanya, “Bagaimana
caranya masuk Islam?” Ibnu Fadlan menjawab, cukup mengucapkan” Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad utusan Allah!” Jawaban Ibnu Fadlan itu disambut tertawa bangsa itu, mereka menjawab,“Jika semudah itu kami akan melakukannya!”.
Diceritakan juga bahwa raja Khazar saat itu yang disebut Great Kagan,
punya 25 istri dan 83 selir dan berbagai kisah lainnya. Pada saat Ibnu
Fadlan singgah di Khazaria, Raja dan seluruh penduduknya sudah menganut
agama Yahudi.
Sementara itu disisi lain Bangsa Viking
yang berasal dari Scandinavia yang juga dikenal dengan sebutan bangsa
“Rhos” atau “Varangians”, semakin lama semakin kuat dan terus menerus
memperluas wilayah kekuasaanya. Pada tahun 833 Kagan Khazar mengirim
utusan ke kaisar Roma, Theohilus untuk minta bantuan membangun benteng
disekitar kerajaan Khazaria untuk menahan serangan bangsa Viking.
Benteng itu terkenal dengan sebutan Sarkel dan menjadi peninggalan
sejarah bangsa Khazar.

Sarkel foto Khazaria.com
Saat Sarkel dibangun, bangsa Viking
terus berperang menaklukan wilayah baru mulai dari Irlandia, Normandia,
sebagian Paris dan Jerman hingga daerah sekitar laut hitam dan laut
Caspia. Setelah menyebrangi Baltic dan teluk Finlandia mereka menemukan
tempat untuk menetap di Novgorov. Setelah menetap dan berkembang biak
pada abad ke 10 nama Rhos berubah menjadi Russia. Bangsa ini meniru cara
bangsa Khazar dalam menamai Rajanya karena mereka punya raja yang
dinamai Kagan Rus.
Pada tahun 965 kerajaan Rusia menyerang
kerajaan Khazar dan bangsa Khazar kalah dalam peperangan itu. Hancurlah
kejayaan bangsa Khazar dan akibat dari perang itu banyak bangsa Khazar
bermigrasi ke Hungaria, Polandia, Rusia dan negara Eropa lainnya.
Selain banyak mengisahkan sejarah bangsa
Khazar dan beberapa bangsa lain. Yang paling menarik adalah, di buku
Koestler ini menceritakan tentang seorang Yahudi Khazar pada abad 12
bernama Solomon Ben Duji yang didukung oleh anaknya Menahem ben Solomon,
Mereka mengirim surat pada seluruh bangsa Yahudi disekitarnya yang
menyatakan bahwa saatnya telah tiba. Tuhan akan membimbing Israel untuk
menuju Jerusalem. Menahem merubah namanya jadi David Alroy, selain
berambisi untuk menggiring bangsa Yahudi kembali ke Jerusalem, David
dikenal memiliki kemampuan supranatural. Dia mulai mengumpulkan pasukan
untuk menyerbu tanah suci Jerusalem.
Tapi sebagian rabbi tidak setuju dengan
David. Suatu malam David Alroy diracuni oleh mertuanya sendiri. Tapi
gerakan yang diprakarsai David ternyata tidak musnah. Ketika Benyamin
Tulledo berkelana ke Persia 20 tahun kemudian, kisah David Alroy ini
sering diceritakan dikalangan Yahudi konon symbol bintang yang menjadi
symbol bendera Israel saat ini adalah tanda untuk menghormati David
Alroy.
Koestler mengakhiri bukunya dengan kalimat (*terjemahan),
“Saya
sadar buku ini bisa menimbukan salah interpretasi dan dianggap menolak
keberadaan negara Israel. Negara israel berdiri bukan berdasarkan
perjanjian antara Tuhan dan Abraham atau asal usul bangsa Yahudi, tapi
berdasarkan keputusan sah Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1947
tentang pembagian wilayah Palestina. Apakah kromosom rakyatnya
mengandung gen dari Khazar atau Semit, asal Romawi atau Spanyol, hal
itu sudah tidak relevan dan tidak dapat mempengaruhi hak Israel untuk
eksis. Keberadaan Israel sudah tidak bisa diganggu gugat, kecuali dengan
Genocide!”
Benarkah Ashkenazi Bukan Yahudi Asli Keturunan Israel? (1)
Sumber
Ansara http://sejarah.kompasiana.com/2013/07/24/benarkah-ashkenazi-bukan-yahudi-asli-keturunan-israel-2-576243.html
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah mampir.
Silakan meninggalkan komentar dan SHARE ke media sosial Anda.