
Ahmad Dhani kembali menjadi headline di beberapa berita online di
Indonesia. Kali ini bukan tentang perseteruannya dengan Farhat Abbas,
pernikahannya dengan Mulan Jameela, kasus AQJ. Tapi bos RCM (Republik
Cinta Managemen) tersebut tersandung kasus penggunaan lagu Queen
berjudul “We Will Rock You” tanpa ijin. Plagiat lagu Ahmad Dhani
dalam kampanye mendukung salah satu capres – cawapres, Prabowo – Hatta,
dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji oleh berbagai kalangan.
Publik yang paling keras mengkritik tentu saja pendukung dan simpatisan
Jokowi – JK. Pertanyaannya, apakah perlu seheboh itu?
Kehebohan reaksi atas plagiat lagu Ahmad Dhani saya rasa terlalu
berlebihan. Saya, sebagai salah satu simpatisan Jokowi – JK justru
memiliki pandangan untuk membiarkan saja hal ini. Kenapa demikian? Apa
kita pendukung Jokowi – Jusuf Kalla
lupa ketika Jokowi – Ahok hendak menjadi gubernur DKI ada sebuah
kampanye dukungan berupa lagu yang juga menggunakan lagu milik orang
lain, One Direction berjudul “What Makes You Beautiful.” Apakah
pemakaian lagu tersebut sudah mendapatkan ijin dari musisi yang
bersangkutan? Jangan sampai kritikan pedas kita menjadi bumerang buat
kita sendiri, ibarat pepatah, “Mendulang Air Terpecik ke Muka Sendiri.”
Hal ini saya rasa sejalan dengan Revolusi Mental yang didengungkan
Jokowi. Bangsa ini harus merubah kebiasaan lama kita, salah satunya
mencari-cari kesalahan pihak lain yang tidak kita sukai atau berbeda
dengan kita. Revolusi Mental adalah sesuatu yang menjadi suatu
keharusan, sesuatu yang kita mulai dari sekarang. Salah satunya lebih
bisa memprioritaskan mana yang perlu kita urusi dan mana yang tidak.
Bukankah lebih baik, kita mengkritisi, urun rembug, memberi solusi bagi
program-program Duo J untuk memimpin Indonesia kedepan. Contoh nyata
adalah dengan meminta komitmen mereka untuk lebih memperhatikan dengan
serius masalah pengendalian perubahan iklim di Indonesia.
Bagi saya pribadi, biarlah urusan plagiat lagu Ahmad Dhani
ini menjadi urusan antara Brian May (si pengarang lagu) dan Ahmad Dhani
sendiri. Tidak ada gunanya bagi kita untuk menghabiskan waktu, tenaga,
dan pikiran untuk mengurusi hal ini. Bukankah akan lebih baik jika
waktu, tenaga, dan pikiran kita difokuskan untuk menciptakan
kampanye-kampanye kreatif sebagai salah satu bentuk dukungan. Yang
animator, perbanyaklah animasi-animasi yang membangun.
Bagi para
penulis, sampaikan ide-ide kalian dalam sebuah karya untuk perubahan
Indonesia kearah yang lebih baik. Dan juga bagi pendukung Jokowi – JK
yang memiliki keahlian di bidang lain. Maksimalkan itu untuk
memberitahukan bahwa visi-misi, program-program yang didukung Duo J akan
bisa diimpelemtasikan jika mereka diberi amanat memimpin bangsa.
Sekali lagi, jangan biarkan masalah plagiat lagu Ahmad Dhani
menjadikan kita jauh dari Revolusi Mental yang diinginkan Jokowi. Saya
tidak bermaksud menggurui, saya hanya orang biasa yang ingin Indonesia
menjadi lebih baik, menjadi Indonesia sesuai yang telah dicita-citakan.
Salam Dua Jari!
Salam Revolusi Mental!
Sumber :
http://catatansanggeje.wordpress.com/2014/06/25/revolusi-mental-pendukung-jokowi-jk-tak-perlu-heboh-tanggapi-plagiat-lagu-ahmad-dhani/