Pernahkah anda mendengar
kalimat berikut ini, “apakah anda bisa melihat angin?” atau “dimanakah rasa
sakit itu?” Kalimat-kalimat tersebut biasanya dilontarkan oleh orang-orang yang
bertuhan terhadap kaum atheis. Analogi tentang tuhan tersebut dianggap sebagai
senjata maut untuk mempengaruhi seseorang untuk menjadi bertuhan. Tapi
efektifkah analogi ketuhanan tersebut?
![]() |
Tukang cukur, salah satu analogi tentang tuhan yang cukup populer |
Analogi tentang tuhan diatas hanyalah sebagian kecil contoh. Masih banyak
variasi analogi ketuhanan lainnya yang digunakan untuk menunjukkan bahwa tuhan itu ada.
Tujuannya sich baik, untuk mengajak orang-orang atheis agar percaya pada tuhan.
Namun, bagi saya analogi tersebut justru menjadi sebuah lelucon yang bisa
membuat perut saya sakit karena tak kuat menahan tawa. Emang kenapa?
Oke, coba kita analisis
beberapa analogi tersebut. Saya kasih contoh tentang analogi tuhan dengan
angin. Angin tidak terlihat, tapi bisa dirasakan, sama dengan tuhan. Itu adalah
kalimat yang sering terlontar dari para sales agama. Yup, memang benar, tidak
bisa dipungkiri, angin bisa dirasakan dan tidak terlihat. Namun, hal tersebut
tidak bisa dijadikan bukti tuhan itu ada. Kenapa demikian? Angin adalah udara
yang bergerak, bahkan kita bisa menciptakan angin dengan cara menghirup udara
lalu menghembuskannya. Lalu, apakah berarti tuhan bisa diciptakan juga? Atau,
saya bisa memprediksi kemana arah angin tersebut bertiup, caranya dengan
menggunakan selembar kain, kita tinggal lihat kearah mana kain tersebut melambai.
Apakah berarti tuhan anda juga bisa diprediksi. Maka secara nalar, analogi tentang tuhan dengan angin
sebagai subyeknya telah gagal.
Analogi ketuhanan kedua yang juga
sering digunakan untuk menunjukkan kalau tuhan itu ada adalah rasa sakit. Rasa
sakit itu ada, tapi tidak terlihat, sama dengan tuhan. Sekali lagi saya jawab
iya, rasa sakit itu tidak terlihat, tapi apakah itu membuktikan keberadaan
tuhan? Ohw, tentu tidak! Rasa sakit adalah rasa yang tidak mengenakkan yang
dialami seseorang yang diakibatkan oleh sesuatu. Rasa sakit muncul karena ada
penyebabnya, bisa secara fisik maupun non fisik. Sakit secara fisik bisa
disebabkan karena terjatuh, dipukul orang, penyakit, dll. Sakit non fisik atau
biasa disebut dengan sakit hati, bisa terjadi saat anda ditolak cintanya
(seperti yang sering saya alami, hehehehehe), dicaci maki, dimarahi, dihina,
dll. Jika anda menganalogikan tuhan dengan rasa sakit, lalu apa berarti tuhan
butuh penyebab untuk eksistensinya? Maka analogi tentang tuhan dengan rasa
sakit juga gagal.
Kegagalan
analogi tentang tuhan diatas seharusnya membuat para sales agama sadar.
Analogi merupakan proses dari sebuah logika, sedangkan theis sering bilang
kalau tuhan itu tidak bisa dilogikakan. Jadi terasa lucu jika anda berusaha
meyakinkan orang-orang yang tidak percaya tuhan dengan logika tentang sesuatu
yang absurd. So, masih mau membuat analogi baru? Be my guest, tapi jangan
salahkan para free thinker jika anda dianggap pelawak stand up comedy yang
gagal, hehehehehe. Semoga semua makhluk berbahagia!
Sumber : http://guetauyanglomau.blogspot.com/2013/08/analogi-tentang-tuhan-sebuah-lelucon.html
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah mampir.
Silakan meninggalkan komentar dan SHARE ke media sosial Anda.