Coba anda googling kata “asal
usul alam semesta” di internet. Maka anda akan menemukan tidak sedikit yang
kemudian berusaha membandingkan teori ilmiah yang ada dengan ajaran dari
agamanya masing-masing. Istilah ini oleh para free thinker Indonesia seringkali
dipelesetkan menjadi cocoklogi sains dengan agama. Apakah yang salah dengan hal
itu?
 |
Cocoklogi sains dengan agama, hal yang harus dihindari oleh umat beragama |
Sebenarnya, bagi saya
pribadi, tidak ada yang melarang cocoklogi
sains dengan agama. Akan tetapi, hal tersebut menjadi sangat memuakkan jika
kemudian hal tersebut dijadikan pembenaran untuk menyatakan bahwa salah satu
agama adalah yang paling benar diantara yang lain. Padahal kecocokan yang
terjadi hanyalah karena sebuah kebetulan tanpa adanya landasan ilmiah yang
dapat dipertanggungjawabkan. Saya memang bukan ahli sains, namun saya merasa
geli jika kemudian ada yang bilang agama A terbukti benar karena ayat X cocok
dengan teori F. Kenapa saya bilang demikian?
Saya merasa geli, sebab
ketika anda mencocokkan sains dengan agama, itu adalah hal yang sangat
kontradiktif. Kok bisa begitu? Begini, sains adalah sekumpulan pengetahuan yang
merupakan hasil didasarkan dari beberapa teori dan harus bisa diuji secara
sistematis dengan metode-metode yang berhubungan dengan bidang ilmu tersebut. Sains
dan teori ilmiah tidak kebal dengan fallacy, dimana ketika ada teori baru yang
lebih bisa dipertanggungjawabkan, maka runtuhlah teori lama yang dijadikan
rujukan sains tersebut. Sedangkan ajaran agama yang beradasar kitab suci tidak
memiliki hal tersebut. Kitab suci yang merupakan sumber tertinggi sebuah agama
bersifat statis, dan hanya berdasarkan pada keyakinan semata, dan bukan pada
pembuktian. Lalu, apa kesimpulannya?
Kesimpulannya ketika ada cocoklogi sains dengan agama, hal
tersebut hanya akan jadi bahan tertawaan oleh mereka yang benar-benar paham
tentang sains. Saya berikan contoh, misal anda mengklaim ayat A dalam kitab
suci agama Y cocok dengan teori bigbang, lalu anda menyatakan kalau ini adalah
bukti bahwa kitab suci agama Y adalah benar. Bagaimana jika teori bigbang
kemudian diruntuhkan oleh teori baru yang lebih bisa dipertanggungjawabkan?
Maka secara otomatis, langsung maupun tidak langsung sama dengan menyatakan
bahwa kitab suci agama Y adalah salah. Ini yang dalam pepatah disebut “Senjata
makan tuan,” sebuah pembenaran yang konyol akibat cocoklogi sains dan agama.
Akan tetapi, bagi saya,
cocoklogi sains dan agama tidak mungkin bisa dihindari. Kenapa bisa seperti
itu? Hal ini dikarenakan sumber agama, yaitu kitab suci sifatnya multi tafsir.
Si A dan si B akan memiliki interpretasi yang berbeda ketika memahami ayat X di
kitab suci agamanya. Namun, biasanya kegiatan mencocok-cocokkan agama hanya
dilakukan oleh orang-orang yang sebenarnya tidak tahu tentang sains (termasuk
saya, hehehehehe). Dan hal ini justru akan menunjukkan kedunguan pemeluk sebuah
agama dan menjadi bahan olok-olokan saja.
Nah,
oleh karena itu, saya hanya menghimbau kepada teman-teman yang beragama, sebagai
wujud sayang saya kepada anda, tidak peduli apapun agama anda. Hentikanlah cocoklogi
sains dengan agama, atau anda dan agama anda hanya akan menjadi bahan
tertawaan. Kecuali anda memang senang dijadikan bahan olok-olokan para free
thinker, hehehehehehe. Semoga semua makhluk berbahagia!
Sumber:http://guetauyanglomau.blogspot.com/2013/08/cocoklogi-sains-dengan-agama-pembenaran.html