Home »
» MENOLAK KHILAFAH
Atas berkat rahhmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur maka bangsa indonesia merdeka dan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila. Adalah anugrah
sangat besar dari Allah Ta'ala yang harus disyukuri oleh segenap lapisan
rakyat Indonesia dengan cara menjaga dan melestarikan Pancasila dan
negara kesatuan Republik Indonesia, serta mengisinya dengan kebaikan
kebaikan dan haram hukumnya bila mengkufuri.
Namun dalam
perjalanannya Pancasila dan negara kesatuan Republik Indonesia beberapa
kali berusaha digoyang dan diganti, simak saja bagaimanakah sejarah
pemberontakan PKI di madiun yang dipimpin oleh Muso, pemberontakan Darul
Islam / Tentara Islam Indonesia (DI / TII) pimpinan Kartosuwiryo yang
ingin merubah negara Pancasila menjadi negara Islam, lalu terjadi
pemberontakan lagi oleh PKI yang berpuncak pada tahun 1965 yang
dipimpinn oleh D.N. Aidit.
Tetapi Allah maha besar, Alloh
Ta'ala yang telah menganugerahkan dan mentakdirkan Pancasila dan negara
kesatuan Republik Indonesia, dan kekuasaan Alloh Ta'ala pula yang
menjaga dan membentenginya. Walhasil segala upaya untuk merongrong Pancasila yang selalu berujung pada bughot (pemberontakan) selalu gagal
dan hancur karena perbuatannya sendiri.
Marilah kita belajar
dari pengalaman sejarah dan mengambil hikmah darinya, karena Alloh
Ta'ala telah berfirman dalam Al Qur-an : "Maka perhatikanlah /
pikirkanlah akan apa apa yang terjadi di langit dan di bumi." (QS. Yunus
101).
"Dan barang siapa yang di datangkan hikmah maka sungguh mendapat kebaikan yang banyak." (QS. Al Baqoroh 269).
Bersabda Rosululloh SAW: "Hikmah itu tuntunan bagi orang mukmin".(Al Hadits).
Dan patut di sayangkan untuk sebagian orang tidak mau mengambil hikmah
dan pelajaran dari peristiwa masa lampau, karena usaha merongrong Pancasila dan NKRI masih saja berlanjut hingga sekarang, yaitu adanya
kelompok kelompok tertentu yang ingin merubah asas Pancasila di ganti
dengan asas syariat Islam dan ingin merubah NKRI di ganti dengan sistim
khilafah dimana umat Islam di seluruh dunia menjadi satu negara di bawah
kepemimpinan seorang Kholifah.
Adapun kelompok kelompok
tertentu yang memperjuangkan asas syariat Islam dan sistim khilafah itu
dalam usaha meyebarkan ideologi ideologi mereka sering kali
mempergunakan dalil dalil Al Qur-an dan Hadits Nabi. Oleh sebab itu kita
harus membantah dan menyanggah argumentasi argumentasi mereka dengan
dasar dasar ayat Al Qur-an dan Hadits Nabi pula.
Mungkin
sebagian dari kita timbul pertanyaan, antara yang pro khilafah dengan
kontra khilafah kalau sama sama menggunakan argumentasi ayat Al Qur-an
dan Hadits Nabi, mungkinkah antara ayat satu dengan ayat yang lainnya
saling bertentangan atau antara hadits satu dengan hadits yang lain
paling bertentangan? Sebenarnya antara ayat ayat tersebut tidak saling
bertentangan, hal ini disebabkan karena salah meletakan dalilnya atau
karena salah dalam memahami maksud ayatnya.
Al Qur-an tidak
pernah menerangkan dan menganjurkan sistem kenegaraan yang disebut
khilafah, sistem ini tidak ada dalam Al Qur-an. Negara yang disebut
dalam Al Qur-an ada dua yaitu : 1. Negara Thoyyibah. 2. Negara
Khobitsah.
Negara Thoyyibah adalah negara yang baik dan negara
Khobitsah adalah negara yang buruk. Dalam surat Al A'rof ayat 58
disebutkan : "Wal baladut thoyyibu yakhruju nabatahu biidznihi robbihi
walladzi khobutsa la yakhruju illa nakida. Kadzalika nushorriful ayati
liqoumin yaskurun"artinya: Dan negara yang baik adalah yang muncul
banyak buah buahan denga izin tuhannya. Dan negara yang buruk tidak ada
yang keluar kecuali kesengsaraan. Demikianlah kami jelaskan tanda tanda
bagi hamba yang bersyukur.
Dan sistim untuk bisa mencapai
negara yang Thoiyyibah menurut Al Qur-an harus dicapai melalui
management syukur, sebagaimana dalam surat Saba' ayat 15 :"Wasykuru lahu
baldatun thoyyibatun warobbun ghofur" Dan bersyukurlah kepada Alloh,
negaramu akan menjadi negara yang baik dan Alloh selalu memberikan
ampunanan Nya.
Negara kita indonesia dilihat dari segi
konstitusinya sebetulnya sudah sesuai dengan ayat tersebut diatas,
terbukti dengan adanya pembukaan UUD 45 alenia ke 3 disebutkan : "Atas
berkat Rohmat Alloh yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya".
Berdasarkan alenia ini kita tahu bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang bersyukur kepada Alloh S.W.T.
Demikian juga kalau dilihat dari sila yang pertama dari pancasila yaitu
: ketuhanan yang maha esa, kita faham bahwa negara kita adalah negara
yang berdasarkan tauhid, artinya imam kepada Alloh dan hari akhir.
Jadi sesuai dengan do'a nabi Ibrohim dalam surat al Baqoroh ayat 126,
yang artinya : "Ketika berdoa Ibrohim, ya Alloh jadikan negeri ini
negeri yang aman sentosa, dan berilah rizqi berupa buah buahan kepada
warganya, yaitu yang beriman kepada Alloh dan hari akhir".
Demikian juga sila sila seterusnya didalam pembukaan UUD 45, kalau kita
teliti dan kita kaji semuanya tidak ada yang bertentangan dengan Al
Qur-an dan Hadits, semuanya sesuai dengan Islam. Para pendiri negara
kita adalah ulama' ulama' Islam yang jempolan, hebat. Mereka bukan orang
yang bodoh. KH. Wachid Hasyim, KH. Agus Salim, KH. Abdul Qohar Mudzakir
dll, bukanlah ulama' sembarangan. Sudah mereka pertimbangkan masak
masak mana yang terbaik buat bangsa kita.
Mengenai sistim
negara khilafah yang di dengung dengungkan oleh kelompok umat Islam
garis keras sebetulnya faham tersebut banyak yang bertentangan dengan Al
Qur-an dan Hadits.
Pertama, sistim tersebut tidak pernah ada
adalah sistim syukur. Kedua, mereka berusaha menghapus negara
kebangsaan. Bahwa Al Qur-an mengatakan bahwa Alloh menciptakan manusia
terdiri atas bangsa bangsa dan suku suku untuk saling kenal mengenal,
menghargai satu sama lain juga menghargai hak haknya sebagai
bangsa.(lihat dalam surat hujurot ayat 13)
Yang ketiga, mereka
berusaha menghilangkan sistim demokrasi. Kata mereka sistim demokrasi
adalah sistim orang kafir. Padahal sistim demokrasi muncul dari
musyawaroh. Dan musyawaroh di perintah dalam Al Qur-an dalam surat Syuro
38 di sebutkan " Wa am ruhum syuro bainahum" ( Dan menghadapi perkaramu
hendaklah kamu bermusyawarah diantara kalian ),
Ingat dalam
sejarah, ketika Rosul wafat, beliau tidak mewasiatkan penggantinya. Maka
berkumpullah para sahabat muhajirin dan anshor untuk bermusyawarah
mencari pengganti Nabi. Dalam musyawarah tersebut, kaum muhajirin
mengajukan jagonya. Demikian juga kaum anshor juga mengajukan jagonya.
Dan akhirnya dalam musyawarah tersebut terpilihlah sahabat Abu Bakar
Shiddiq sebagai kholifah pengganti Rosululloh secara demokratis.
Demikian juga dengan terpilihnya Sayyidina Umar bin Khotob, Sayyidina
Utsman bin Affan, Sayyidina Ali bin Abi Tholib, mereka diangkat kholifah
melalui pilihan yang demokratis.
Apakah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali yang menyetujui adanya pilihan demokratis ini juga kafir? (Naudzu billah min dzalik).
Jangan jangan mereka itu warisan kaum Khowarij yang mengkafirkan
sahabat Utsman, Ali, Abu Musa Al Asy'-ari yang akhirnya membunuh sahabat
Ali R.a. Mereka adalah kaum yang mudah mengkafirkan orang yang tidak
sefaham.
Apakah kita rela kalau nantinya negara republik
Indonesia ini hilang, kemudian diganti dengan imperium tirani yang
mereka cita citakan dan mereka kuasai dengan berkedok Islam? Naudzu
billah min dzalik.
oleh:
Liling Effendi

0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih telah mampir.
Silakan meninggalkan komentar dan SHARE ke media sosial Anda.