Maria sangat sedih menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah yang berlumuran darah
Ketika tiga hari kemudian Yesus bangkit
dari mati, pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawakan celana
yang dijahitnya sendiri dan meminta
Yesus untuk mencobanya
"Paskah?" tanya Maria
"Pas sekali, Bu," jawab Yesus gembira
Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga....
(Joko Pinurbo).
--------------------------------------
Puisi di atas karangan Joko Pinurbo. Tentang siapa dia bisa
Anda tanyakan langsung ke Mbah Google.
Saat saya sertakan puisi ini pada ucapan paska, saya banyak
mendapat kritikan dari kawan-kawan yang beragama Kristen. Mereka menganggap puisi ini sebagai bahan hinaan.
Puisi di atas kalau dibaca oleh golongan orang Kristen akar
rumput, mereka akan berpikir itu suatu penghinaan.
Ah, hina menghina itu
kan tinggal dari sudut pandang mana orang melihat.
Monggo, terserah bagaimana orang memandang. Yang penting
bahwa saya tidak punya tendensi sama sekali untuk menghina, tapi justru
sebenarnya ingin berbagi pengalaman reflektif saya tentang puisi ini.
Cobalah berpragmatis dan berapresiasi, maka ada makna yang
sangat dalam pada puisi tersebut.
1. Betapa cintanya seorang ibu pada anaknya.
Digambarkan dengan Maria yang sedih melihat kondisi Yesus
yang memelas, tidak punya celana. Maka dibuatkanlah celana untuk anaknya
tercinta, buah tangannya sendiri.
2. Betapa bersukacitanya Yesus saat menerima pemberian
ibunya. Bahkan seolah-olah, Yesus menunda kenaikannya ke surga demi menunggu
kehadiran Maria ibunya.
3. Keadaan Yesus yang buruk, mati di salib tidak membuat
Maria meninggalkan anaknya. Ia tetap mencintai Yesus apa adanya.
4. Salah satu hal yang menghalangi Yesus untuk naik ke surga,
menurut puisi di atas, adalah : bertemu ibunya. Setelah bertemu, maka Yesus
naik ke surga.
Apa pun yang dilakukan seorang anak, tdak akan lebih bahagia
bila tanpa restu ibunya.
Pertama kali saya baca puisi ini
beberapa tahun lalu, saya terharu. Wajah ibu saya langsung muncul.
Saya selalu melupakannya. Tapi di saat susah dan sakit,
dialah tempat saya mengaduh dan mengeluh.
Dan ibu saya dengan tangan terbuka memeluk dan merawat
saya.
--------------------------------------
Kata "Paskah?" kata itu
sama artinya dengan kalimat "Pas atau tidak?"
Sama sekali tidak ada hubungannya
dengan perayaan kebangkitan Yesus yang disebut Paska (tanpa huruh H di
belakangnya).
Paskah dan Paska tentu saja berbeda.
Seperti halnya banyak kata dalam bahasa Indonesia, istilah
paskah adalah sebuah serapan kata dari bahasa lain. Berikut ini saya mencoba
menampilkan beberapa istilah Paska dalam berbagai bahasa adalah sebagai
berikut:
Negara Istilah
Inggris Easter
Jerman Ostern
Yunani Pascha
Spanyol Pascua
Italia Pasqua
Perancis Pâques
Portugis Páscoa
Belanda Pasen
Denmark Paaske
Kata ”Paska” berasal dari kata Ibrani pesakh, kata kerja yang artinya
“melewatkan” dengan makna “menyelamatkan”.
Pesakh adalah sebuah perayaan keagamaan dalam sejarah Israel
dimana mereka mengenang peristiwa lepasnya mereka dari perbudakan. Dalam hari
raya tersebut umat Israel akan melakukan sebuah tradisi yang penuh makna. Salah
satunya adalah memakan roti tidak beragi.
Tradisi yang lainnya adalah penyembelihan hewan kurban yang
mengingatkan mereka bahwa Allah melewati rumah-rumah yang berlaburan darah.
Pengorbanan hewan kurban inilah yang sangat dekat dengan makna kata pesakh.
Perhatikan, bahwa huruf ”h” bergandengan erat dengan huruf
”k”. Oleh karena itu, terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia yang lebih tepat
adalah paskha.
Dalam aturan penyerapan ke dalam Bahasa Indonesia, penulisan
kata disesuaikan dengan bunyi kata itu saat dilafalkan, sehingga kata ”paskha”
menjadi ”Paska”.
Lalu, mengapa huruf ”h” muncul dalam kata ”Paskah”? Barangkali hal itu
dikarenakan lidah kita sebagai orang Indonesia yang suka menambahkan huruf “h”
pada kata-kata yang diakhiri huruf vokal “a”, misalnya: Eropah, sepedah.
Lagipula, kata-kata seperti “Paska”, “eropa”, dan “sepeda” jika dilafalkan
seolah-olah mengandung huruf “h” pada akhirnya.
Kita dapat juga membandingkan argumentasi tersebut dengan istilah Paskah dalam
tabel di atas. Di situ, kita akan melihat bahwa kata pesakh diterjemahkan
sebagai Pascha, Pascua, Pasqua, Pâques, Páscoa, dan Paaske.
Salam anget.